rss

Pemutihan Terumbu Karang

Posted by Fandy Cahya Gegana

Pemutihan karang menjadi isu yang mendunia sejak terjadi pemutihan karang secara besar-besaran pada tahun 1997 yang disebabkan adanya perubahan suhu (1-2° C) atau dikenal dengan peristiwa El-Nino. Peristiwa tersebut merupakan peristiwa pemutihan karang terbesar yang pernah tercatat. Sebanyak 16,5% terumbu karang di Pulau Menyawakan, Kepulauan Mentawai mengalami pemutihan.


Definisi Pemutihan Karang
Karang merupakan sebuah koloni dari binatang-binatang kecil (disebut polip) yang kemudian membentuk terumbu. Polip mendapatkan makanan dengan dua cara, yaitu dengan menggunakan tentakelnya untuk menangkap plankton dan cara kedua bersimbiosis dengan alga kecil (zooxanthellae). Dalam jaringan karang dapat hidup beberapa jenis zooxanthellae (Rowan et al.,1997). Coral bleaching (pemutihan karang) merupakan peristiwa lepasnya alga yang bersimbiosis (zooxanthela) yang merupakan tempat bergantungnya polip karang untuk mendapatkan makanan. Fitt et al.(2000) mengatakan bahwa pemutihan karang terjadi akibat berbagai macam tekanan, baik secara alami maupun oleh manusia, yang menyebabkan degenerasi atau hilangnya zooxanthellae pewarna dari jaringan karang. Dalam keadaan normal, jumlah zooxanthellae berubah sesuai dengan musim sebagaimana penyesuaian karang terhadap lingkungannya.

Penyebab Pemutihan Karang

Penyebab pemutihan karang dapat disebabkan oleh satu faktor ataupun gabungan dari beberapa faktor oleh karena itu sulit untuk mengidentifikasi penyebab peristiwa pemutihan di suatu tempat. Namun secara umum penyebab karang mengalami pemutihan, diantaranya adalah perubahan lingkungan (suhu,salinitas,tingkat kekeruhan dll.) dan predasi dari biota laut bintang laut berduri (Acanthaster planci). Suhu kritis yang dapat menyebabkan karang memutih tergantung dari penyesuaian karang tersebut terhadap suhu air laut rata-rata daerah dimana ia hidup. Karang cenderung memutih apabila suhu meningkat tajam dalam waktu yang singkat atau suhu meningkat perlahan-lahan dalam jangka waktu yang panjang.

Kemampuan Pemulihan Terumbu Karang

Ada perbedaan diantara spesies dan polulasi dalam merespon penyembuhan dari pemutihan. Beberapa karang dapat sembuh dan tumbuh normal lagi ketika penyebab pemutihan hilang dan dapat mengumpulkan kembali zooxanthellae-nya. Gangguan yang berkepanjangan dapat membuat sebagian atau seluruhnya tidak hanya sebuah individu koloni tetapi juga terumbu karang secara luas. Penelitian terhadap kemampuan pemulihan terumbu karang dan penghuninya masih terus dilakukan karena sedikit yang diketahui tentang lamanya waktu pemulihan bagi populasi selain karang (McClanahan et al., in press). Kembalinya ekosistem terumbu karang tergantung kepada kemampuan reproduksi dan rekolonisasi karang-karang yang tersisa dan karang-karang yang berada di luar populasi sumber terumbu (Done,1994).

Cara Penanganan Terumbu Karang yang Telah Rusak

Penanganan terumbu karang yang telah rusak dapat dilakukan dengan berbagai macam tergantung kepada keunikan setiap lokasi. Secara garis besar dapat dilakukan daerah perlindungan pesisir dan penelitian ilmiah, atau dapat pula dilakukan pengurangan dampak negatif seperti yang terjadi di Teluk Kaneohe di Hawai. Pemulihan dapat terjadi apabila tekanan tambahan akibat kegiatan manusia dibatasi.

Referensi

Westmacott, Susie et al. Pengelolaan Terumbu Karang yang Telah Memutih dan Rusak Kritis. Terjemahan Jan Henning

www.terangi.or.id

Rowan,R., Knowlton,N., Baker,A.and Jara,J.1997.Landscape ecology of algal symbionts creates variation within episodes of coral bleaching. Nature388(6639):265-269.

Fitt,W.K., McFarland,F.K.Warner,M.E.and Chilcoat,G.C.2000.Seasonal patterns of tissue biomass and densities of symbiotic dinoflagellates in reef corals and relation to coral bleaching.limnology and oceanography45(3):677-685

McClanahan,T.R.,Done,T.J., and Polunin,N.V.C.In press.Resiliency of coral reef, In L. Gunderson, C.S.Holling,B-O.Jansson and C.Folke (eds) Resilience and the Behaviour of Large Scale Ecosystems. Jhon Wiley and Sons, New York.

Done,T.J.1994.Maintenance of biodiversity of coral reed systems throught the management for resilience of populations. In Munro JL and Munro PE (eds) The Management of Coral Reef Resource System. ICLARM Conference Procedings 44:64-64

Done,T.J.1995.Ecological criteria for evaluating coral reefs and their implications for managers and researchers. Coral Reefs 14(4):183-192.

0 Responses to "Pemutihan Terumbu Karang"

Leave a Reply